Malinau- Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si baru saja melaunching sebuah buku berjudul “Kaltara Rumah Kita” yang berlangsung di Cafe Tubu, Desa Malinau Kota, pada Sabtu (08/08). Selain di Cafe Tubu, launching buku ini juga disiarkan secara virtual melalui beberapa media sosial.
Ditemui usai acara launching Dr. Yansen TP, M.Si menjelaskan bahwa buku ini berisikan kejujurannya tentang Kaltara. Sebagai salah satu pelaku sejarah ia mengatakan bahwa Kaltara harga mati.
“Ketika semua orang berhitung untung rugi kalau kita pemekaran nanti akan seperti ini, begini-begini, begitu, saya katakan betul. Dulu pun kita susah, kita menghadapi tantangan juga akibat berbagai kebijakan. Tetapi akhirnya kita ada, saat ini kita usahakan kita survive dan yang paling penting adalah kita berjalan ke depan,” ungkapnya.
“Kita tidak melakukan seperti yang diharapkan masyarakat. Karena yang perlu dibangun itu adalah masyarakat, bukan wilayahnya. Jadi yang dibangun itu adalah masyarakat Kaltara (Kalimantan Utara) artinya pembangunan itu untuk rakyat. Sekali lagi untuk rakyat bukan manusia untuk pembangunan, karena yang ingin kita bangun itu adalah manusianya,” imbuhnya.
Bagaimana caranya sederhana kata Dr. Yansen, lihat daerahnya Malinau seperti apa, Tarakan seperti apa, Nunukan, Tana Tidung, Bulungan seperti apa. Lihat apa yang mereka butuhkan dan itulah yang harus dibangun.
“Kalau saya tidak punya cara berpikir seperti itu, saya tidak akan berhasil membangun Malinau. Mungkin saya tidak akan membagi kewenangan kepada desa-desa dan saya juga tidak akan memberi kewenangan kepada RT. Karena menurut saya yang merasakan dan yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah masyarakat itu sendiri. Mereka yang lebih paham apa yang menjadi kebutuhan mereka,” ungkapnya.
Kemudian lihatlah hasilnya sekarang kata Dr. Yansen, semuanya sudah bisa. Dulu orang tidak percaya bahwa RT bisa mengadakan rapat, bisa melaksanakan musyawarah dan sekarang lihat sudah ada Musrenbang RT. Mereka yang menentukan sendiri kebutuhannya yang dahulu orang-orang meragukannya.
“Dulu mereka mengatakan tidak mungkin, kemudian saya katakan kenapa tidak mungkin? Saya katakan mungkin karena saya yakin itu. Jadi jangan pernah meninggalkan rakyat. Karena salah satu orientasi fokus pembangunan kita adalah kepada masyarakat,” tuturnya.
“Saya Ada Untuk Semua”
“Bersama Kita Pasti Bisa”
“Salam Harmonis Untuk Kita Semua”