PATI-Monitordesa.com| Bupati Pati Haryanto kembali mengingatkan warga untuk tidak menyepelekan persebaran Covid-19 di Kabupaten Pati. “Kita ini agak landai tapi jangan menyepelekan karena Pati saat ini dikelilingi daerah-daerah yang angka kasusnya tinggi”, ujar Bupati, hari ini, saat melakukan monitoring Penyerahan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) Tahap 3 di Desa Purwosari dan Guwo Kecamatan Tlogowungu.
Menyikapi kondisi tersebut, Haryanto meminta warga untuk menunda rencana bepergian ke luar kota. “Kalau berpergian nggak penting nggak usah bepergian. Dan untuk warga luar Pati yang tiap hari harus nglajo kerja ke sini, tidak saya tolak tapi saya berikan warning. Ini tentu berbeda dengan saat dulu Pati zona merah, ada warga Pati mau berangkat nglajo kerja ke luar kabupaten, justru ditolak oleh daerah setempat”, jelas Bupati.
Haryanto mengaku, semua kebijakan itu ia tempuh demi menyelamatkan kesehatan warga Pati.
“Termasuk penandatanganan Peraturan Bupati terkait penangkapan masyarakat yang bepergian tanpa mengenakan masker, itu juga demi kebaikan bersama. Jadi kalau tidak pakai masker jelas akan ditangkap petugas dan disuruh membersihkan fasilitas umum”, terang Haryanto.
Bupati Pati juga menitipkan pesan kepada warga yang hadir, untuk turut mengajak lingkungan sekitarnya agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan.
“Jaga jarak, pakai masker, cuci tangan pakai sabun dan hindari kerumunan agar terhindar dari penularan Covid-19”, papar Bupati yang hadir bersama Sekda, Kepala Dispermades, Direktur Bank Jateng dan Camat Tlogowungu.
Ia pun berharap BLT yang disalurkan bisa bermanfaat. “Kalau kami tentu harapannya, masyarakat yang membutuhkan bisa ter-cover semua. Karena bantuan ini pastinya sudah di Musydeskan, dan musyawarah desa itu keputusan tertinggi di desa. Jadi kalau nggak dapat, semoga itu karena sudah dianggap mampu”, jelas Haryanto.
Terkait, para pelaku seni yang mengharapkan agar Pemkab mengizinkan panggung hiburan terbuka, sikap Bupati tak berubah.
“Belum saya izinkan, karena hal itu bisa mengundang kerumunan massa. Nanti kalau sampai ada klaster baru, yang rugi masyarakat sendiri. Terlebih kemarin, rapid test secara acak terhadap para pekerja seni yang berunjukrasa, juga menunjukkan adanya dua seniman yang reaktif,” pungkasnya.
(SP/Red)