Jakarta, Kemendikbud — Dampak pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan berbagai penyesuaian kebijakan untuk mempermudah pihak-pihak terkait dalam menjalankan kebijakan pendidikan di tengah situasi darurat. Covid-19, kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), memaksa semua pihak, termasuk insan pendidikan keluar dari zona nyaman. Untuk kemudian beradaptasi dan berinovasi menciptakan cara kerja baru.
“Cara pandang manusia terhadap teknologi dan kesehatan demi kelangsungan hidup di masa mendatang juga akan berubah. Kita akan lebih menghargai lingkungan dan pentingnya menjaga kebersihan,” tutur Mendikbud dalam Konferensi Pendidikan dalam rangka Peluncuran Program Akademi Edukreator melalui telekonferensi di Jakarta, Rabu (06/05).
Selain itu, peran penting teknologi dalam mendukung pembelajaran akan semakin nyata. Sehingga membuat kita berupaya agar teknologi bisa sampai ke sekolah-sekolah. Karena ini adalah syarat percepatan pemerataan akses pendidikan. Tentunya hal ini dilakukan dengan kolaborasi antar kementerian dan lembaga serta dengan pemerintah daerah.
“Belajar dari elemen-elemen yang mungkin kurang menyenangkan dalam online learning itu menjadi umpan balik kepada kementerian, pada dinas, guru dan kepala sekolah mengenai apa elemen yang patut kita gunakan di teknologi dan mana elemen yang mungkin negatif,” ujar Mendikbud.
Sebelumnya, Mendikbud mengakui aktivitas pembelajaran yang dilakukan di kondisi darurat saat ini belum optimal. Beberapa program dan kegiatan Kemendikbud sudah dipastikan tertunda sampai krisis berakhir. Proses adaptasi penggunaan teknologi dalam masa pembelajaran jarak jauh diakuinya memang tidak mudah, khususnya bagi sebagian besar pendidik. “Kita harus jujur proses adaptasi ke online learning juga sangat sulit. Paling tidak masih ada pembelajaran terjadi daripada sama sekali tidak ada pembelajaran,” katanya.
Mendikbud mengapresiasi usaha para pendidik yang mencoba berbagai fasilitas pembelajaran jarak jauh baru yang sebelumnya tidak pernah digunakan. Ia juga mengapresiasi peranan para kreator konten-konten edukasi yang terus mengisi internet dengan hal positif. Karena masyarakat membutuhkan berbagai alternatif untuk belajar. Konten edukasi yang terkurasi dan diproduksi secara masif menjadi salah satu hal penting yang perlu dilakukan saat ini.
“Dengan teknologi yang kita miliki sekarang kita bisa akses itu dari mana pun. Jadinya inilah yang namanya Merdeka Belajar. Edukreator itu adalah Merdeka Belajar,” jelas Nadiem.
Konferensi Pendidikan dalam rangka Peluncuran Akademi Edukreator yang dihadiri Mendikbud berlangsung secara telekonferensi dan disiarkan melalui kanal Youtube Kemendikbud. Program ini merupakan kolaborasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama ‘Kok Bisa’, Youtube Learning, serta LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Acara ini bertujuan untuk mengetahui pandangan para pegiat pendidikan terhadap dunia pendidikan Indonesia, setelah krisis Corona Virus Desease (Covid-19) terjadi. Sedangkan Akademi Edukreator adalah suatu inisiasi dari ‘Kok Bisa’ yang didukung YouTube Learning yang bertujuan melatih lebih banyak orang untuk membuat konten edukasi positif di internet. (Sp/red/*)