Lepas Ekspor Kacang Tanah, Safin Minta Petani Jangan Fokus Pada Satu Komoditas Saja

PATI-Monitordesa.com| Wakil Bupati Pati Saiful Arifin (Safin), Selasa (17/11) hadir dalam acara Pelepasan Ekspor Kacang Tanah oleh PT Guna Nusa Era Mandiri yang dilaksanakan di Gudang Stuffing PT Guna Nusa Era Mandiri Jln Raya Pati Gabus, Desa Mustokoharjo, Kecamatan Pati.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati dan Farid Mufti yang merupakan Kepala Kabid Penyuluhan Pasca Panen dan Bina Usaha (P2BU) Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Balai Karantina dan beberapa dari petani kacang tanah.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati berharap dengan adanya ekspor ini petani mendapatkan hasil yang maksimal.

Sedangkan dari pihak perusahaan eksportir diminta agar dapat memberikan pembinaan kepada petani agar hasil panennya bisa maksimal.

“Kami harap, Branch Manager PT. Guna Nusa Era Mandiri sebagai eksportir produk kacang tanah dapat memberi bimbingan kepada para petani, seperti misalnya terkait prosedur penanaman hingga panen agar mendapat hasil yang maksimal,” tutur Safin.

Lebih lanjut Wabup menuturkan bahwa saat ini bahan baku kacang tanah, untuk PT Guna Nusa Era Mandiri sebagian besar masih didapat dari petani luar Kabupaten Pati.

Karena itu, petani Kabupaten Pati yang dulunya konsen menanam ketela, jagung, dan tebu diharapkan juga dapat menyisihkan lahannya untuk menanam kacang tanah.

“Sehingga petani bisa membandingkan, hasil dari beberapa komoditas tersebut, meski harus disesuaikan dengan kondisi tanah sebab di wilayah Pati memiliki kondisi tanah yang berbeda-beda,” papar Saiful Arifin.

Ia pun mewanti-wanti agar jangan sampai petani hanya fokus untuk menanam satu komoditi saja, namun juga harus memikirkan kondisi lahan.

“Kita harus sering mencoba dan memberikan pemahaman kepada petani, kalau petani tahu hasilnya tentu bisa menjadi alternatif komoditas tanam”, imbuhnya.

Safin pun berharap generasi muda juga mau menjadi petani, dan jangan sampai yang bertani hanya orang tua saja.

“Regenerasi petani, diharapkan bisa memberikan nilai lebih terutama dalam mengimplementasikan teknologi pertanian modern. Jadi pemuda harus bangga ketika menjadi petani, tetapi tentunya petani yang memiliki pengalaman yang luas”, pintanya.

Nantinya, Safin juga berharap akan muncul petani, peternak, dan pelaku perikanan tangkap maupun tambak dari kalangan generasi muda yang memiliki pengetahuan lebih.

“Tingginya potensi ekspor produk hasil pertanian, diharapkan bisa membangun semangat masyarakat untuk bertani. Meski demikian, ekportir juga harus konsisten mengambil hasil panen petani. Jangan sampai, ketika petani sudah banyak, hasil panen tidak bisa terserap dengan maksimal”, imbuhnya.

Sementara itu, Candra Kristianto Branch Manager PT Guna Nusa Era Mandiri menyampaikan bahwa sebenarnya ini merupakan ekspor hasil tanam kesekian kalinya.

“Dan pada kesempatan ini perusahaan ingin menjajaki petani kacang tanah di Kabupaten Pati. Dengan ini perusahaan berharap, bisa menggandeng petani muda yang tentunya lebih energik dengan hal-hal baru. Kami juga akan menggandeng stake holder lain seperti akademisi dan lain sebagainya. Sehingga dalam penyiapan bibit, pengolahan tanah hingga pasca panen bisa maksimal,” harapnya.

Pihaknya juga mengaku akan mendorong petani tradisional untuk bisa memiliki daya saing, sehingga petani juga mau menerapkan teknologi pada proses tanam hingga panen.

“Sebab akan sangat sulit, ketika petani masih menggunakan cara tradisional, tentu harga produksi petani akan lebih mahal ketimbang menggunakan cara modern yang memiliki biaya rendah”, paparnya.

Pihaknya juga mengaku tidak menjanjikan harga tinggi, tetapi ia menjanjikan keuntungan yang tinggi kepada petani.

“Sebab dengan pola modern ini diharapkan harga produksi dan harga jual petani bisa lebih baik”, jelasnya.

Kapasitas produksi perusahaan, lanjutnya, 1.000 ton kacang tanah kering per tahun, atau setara dengan kacang tanah basah cabut sekitar 6.000 ton hingga 7.000 ton.

“Potensi petani kacang tanah juga sangat besar, tetapi tidak diimbangi dengan kapasitas produksi petani di kisaran 2 ton hingga 3 ton dan itu masih rendah sehingga harganya terlalu tinggi. Sebab saat ini perusahaan memiliki tujuan ekspor di beberapa Negara Eropa, Amerika, Malaysia, Singapur, dan Hongkong”, ujarnya.

Pihaknya juga menargetkan petani bisa memproduksi kacang tanah hingga 7 ton per hektar. “Kami jamin petani pasti bisa selama mengikuti standar yang kami terapkan”, pungkasnya.

(SP/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *