PATI-Monitordesa.com| Bertempat di Ruang Pati Command Center (PCC) Setda, Bupati Pati Haryanto, Rabu (8/7), mempresentasikan Sistem Informasi Pelelangan Ikan Pati
(Sipipa) dan mengikuti tahapan wawancara virtual Top 99 menuju Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2020 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
Sipipa terpilih setelah melalui penilaian proposal oleh Tim Evaluasi yang selanjutnya dilakukan FGD Penentuan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik oleh Tim Panel Independen KIPP 2020.
Dalam paparannya, Haryanto menyampaikan bahwa Sipipa menjadi pelopor aplikasi pengelolaan manajemen Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Indonesia.
“Hal ini sangat membanggakan. TPI kita menjadi pionir dalam inovasi pelayanan publik. Bukan hanya inovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, hal ini juga merupakan implementasi dari reformasi birokrasi,” ungkapnya.
Munculnya aplikasi ini, lanjut Bupati, juga dilatarbelakangi oleh komitmen kuat Pemkab untuk meningkatkan pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dengan sistem elektronik.
“Dengan Sipipa, semua transaksi di TPI akan dilakukan secara nontunai, bekerjasama dengan pihak perbankan sebagai mitra”, lanjutnya.
Tujuannya menurut Haryanto ialah untuk menghindari adanya Kekurangan Pembayaran Lelang Ikan (KPLI) yang selama ini menjadi momok.
“Pengelolaan TPI akan jadi lebih transparan, karena praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme dapat diminimalisir lewat penggunaan aplikasi ini”, lanjutnya.
“Dan dengan adanya sistem ini, pendapatan bisa terkelola dengan baik, dan semua dilakukan tanpa tujuan merugikan pihak manapun, baik nelayan maupun pengusaha,” ucapnya.
Selain itu, imbuh Bupati, akurasi data produksi ikan pun menjadi lebih terjamin. “Semua hasil lelang akan tercatat. Pendapatan juga diharapkan meningkat, sehingga bermuara pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” jelasnya.
Dan jika ada peningkatan pendapatan, menurut Haryanto, pada akhirnya semua akan kembali kepada rakyat.
“Alhamdulillah karena Sipipa ini pula Pati sering menjadi tujuan studi banding. Dan kami pun berharap aplikasi ini nantinya juga bisa dikembangkan di daerah lain sehingga kemanfaatannya bisa dirasakan lebih luas”, imbuh Bupati.
Diakui Bupati, pihaknya memang amat getol dalam menggenjot inovasi di seluruh OPD. “Tahun ini saya mengalokasikan untuk OPD, inovasi untuk kegiatan itu nilainya dari 100 juta, 75 juta sampai 50 juta. Sebelumnya saya juga pernah memberikan hadiah mobil dinas kepada OPD yang inovatif, dengan harapan dapat memacu kreatifitas mereka dalam meningkatkan pelayanan publik”, imbuhnya.
Muara dari semua itu, lanjut Haryanto, ialah untuk mensejahterakan masyarakat Kabupaten Pati.
(SP/Red)