JAKARTA – MonitorDesa.com | Dr. Yansen Tipa Padan, M.Si lahir di Pa Upan, Kalimantan Utara pada 14 Januari 1960. Terbiasa hidup disiplin, ulet, dan tekun dalam menuntut ilmu, Yansen saat ini bergelar doktor dari Universitas Brawijaya, Malang Jawa Timur.
Aktifnya Yansen di berbagai kegiatan organisasi sudah dimulai sejak ia berada di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di SMP, Yansen dipercaya menjadi sekretaris Dewan Kerja Pramuka se-Kecamatan Tarakan. Berlanjut saat dirinya berkuliah di Akademi Pemerintah Dalam Negeri (APDN) Samarinda, Yansen diangkat sebagai Komandan Batalion Resimen Mahasiswa yang bergabung dengan beberapa Universitas di Kalimantan Timur selama tiga tahun.
Beranjak ke dunia kerja, awal karir Yansen di tahun 1986 adalah sebagai PNS di kantor Gubernur dan staf sekretariat DPRD Provinsi Kalimantan Timur. Karena berprestasi, Yansen pada tahun 1993 dikukuhkan sebagai Camat Mentarang, menjadi Camat Kayan Hilir di tahun 1996, menjadi Camat Peso di tahun 1998 .
Di tahun 2001 Yansen diminta untuk membantu mengembangkan Kabupaten Malinau yang baru saja dimekarkan. Ia diberi jabatan sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malinau.
Tugas utama Yansen kala itu adalah mendamaikan berbagai gejolak masyarakat yang sulit ditangani sejak tahun 1999- 2000. Ia pun gigih dalam membimbing semua pihak hingga tercipta suasana yang damai. Melalui kemampuannya, Yansen dapat merangkul semua pihak sebab sejak muda ia terbiasa aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan, keagamaan, olah raga, adat,sosial, dan pemuda. Terlebih, Yansen juga pernah dipercaya sebagai pengurus DPD KNPI selama tiga periode (1987-1994).
Pada tahun 2002, Yansen menjabat sebagai Sekretaris Daerah Malinau. Dengan kerja keras serta disiplin tinggi, Yansen bisa membawa Malinau menjadi satu-satunya kabupaten di Kalimantan yang meraih penghargaan dari Kementerian Keuangan RI dalam bidang keuangan dan ekonomi.
Di tahun 2011, Yansen terpilih menjabat sebagai Bupati Malinau untuk masa jabatan 2011–2016. Berpasangan dengan Topan Amrullah sebagai Wakil Bupati, keduanya menduduki jabatan ini selama dua periode hingga tahun 2020.
Mengelola APBN dengan Baik dan Transparan
Salah satu keberhasilan yang diraih oleh Yansen selama menjabat sebagai Bupati adalah dirinya mampu membawa Kabupaten Malinau memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Dikutip dari BPK, opini WTP adalah opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan diberikan opini jenis ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, perusahaan/pemerintah dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan
Ini menunjukkan bahwa selama memimpin Malinau, Yansen tidak pernah melakukan praktik fraud atau manipulasi yang tentunya akan berpengaruh kepada laporan keuangan. Dirinya mampu melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Bupati dengan sangat baik selama 2 periode.
Atas pencapaian luar biasa ini, Kabupaten Malinau juga diganjar penghargaan berupa plakat oleh kantor wilayah kebendaharaan kementerian keuangan Kalimantan Timur. Penghargaan ini kemudian dijadikan sebagai tambahan motivasi kepada pemerintah daerah serta masyarakat karena menunjukkan bahwa pemerintah pusat memberikan perhatian ke daerah-daerah yang mengelola APBD dengan baik.
Berprestasi dari Waktu ke Waktu
Selama dua periode menjabat sebagai Bupati Malinau, Yansen memberikan banyak perubahan di salah satu kabupaten yang terletak di Kalimantan Utara ini.
Salah satu perubahan drastis yang diberikan Yansen adalah dirinya mampu mengangkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Malinau menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia, bahkan berada di atas rata-rata nilai nasional. Tercatat di tahun 2018, nilai IPM Malinau berada di angka 71,74%. IPM Malinau merupakan salah satu IPM tertinggi di antara provinsi dan kabupaten di luar Pulau Jawa. Bahkan, nilai yang dimiliki Malinau melebihi nilai yang dimiliki oleh provinsi Jawa Timur.
Prestasi selanjutnya dari Yansen adalah dirinya mampu mengurangi angka kemiskinan di Malinau hingga 20%. Pada tahun 2010, angka kemiskinan di Malinau berada di angka 26%. Hal ini membuat Malinau menjadi salah satu wilayah yang tertinggal. Namun, di bawah kepemimpinan Yansen, angka kemiskinan ini menurun hingga menyisakan 6% saja di tahun 2020.
Akses juga menjadi salah satu concern utama Yansen selama menjabat sebagai Bupati Malinau. Pada awalnya Malinau merupakan salah satu wilayah yang terisolir. Namun, saat ini akses transportasi dan komunikasi sudah tersambung ke semua desa di kabupaten ini.
Punya Tiga Program Unggulan
Selama menjabat sebagai Bupati Malinau, Yansen memiliki tiga program andalan yang menjadi concern utamanya. Ketiga program ini sejalan dengan visi dari Kabupaten Malinau, yaitu ”Terwujudnya Kabupaten Malinau yang maju dan sejahtera melalui Gerakan Desa Membangun (Gerdema)”. Dalam mewujudkan visi ini, Pemkab Malinau memiliki beberapa program dan tema yang berpedoman kepada sikap dan keteguhan seluruh kalangan masyarakat dan khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja dilingkungan pemerintah demi mewujudkan Malinau maju dan sejahtera.
Ketiga program unggulan yang masuk ke dalam Gerdema ini adalah program RT BERSIH, program Beras Daerah (Rasda), dan program wajib belajar 16 tahun.
Salah satu program utama dan menarik adalah program RT BERSIH. Bersih sendirinya sebenarnya merupakan singkatan dari Rapi, Tertib, Bersih, Sehat, Indah, dan Harmonis.
RT dipilih sebagai tempat dari program ini dijalankan karena RT bagi Yansen memiliki peran penting. RT menjadi salah satu ujung tombak dari perkembangan suatu daerah. Tak heran jika di Malinau ada Perda yang secara khusus mengatur RT sebagai sebuah lembaga pembangunan. Dalam Perda ini setiap tahun RT diberikan dana serta kewenangan untuk menjalankan pemerintahannya dan terus melaksanakan pembangunannya di wilayahnya masing-masing sesuai kebutuhan masyarakatnya.
Terkait dengan BERSIH, program yang sebenarnya sudah dimulai sejak pandemi COVID-19 belum menyebar ini sekarang justru sangat membantu Kabupaten Malinau. Tanpa disadari, masyarakat yang sudah terbiasa hidup BERSIH ini tidak kesulitan mengikuti anjuran new normal yang saat ini digaungkan oleh pemerintah. Tentunya ini juga memudahkan kerja dari Yansen yang juga berperan sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Malinau.
Ajak Masyarakat Cintai Budaya Sendiri
Yansen sebagai putra daerah sadar, kebudayaan menjadi salah satu hal utama yang mesti diperhatikan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Menurut Yansen, budaya harus dijadikan sebagai pemicu untuk membangun jati diri bangsa. Perjalanan sebuah bangsa tidak bisa terlepas dari kristalisasi nilai yang terus berproses. Dalam proses ini ada masyarakat yang dinamis, produktif, dan selalu membahagiakan semua orang.
Hal ini senada seperti keluarga. Keluarga berproses dengan nilai-nilai yang ada. mereka memilah nilai-nilai yang datang, tumbuh, dan berkembang, seperti nilai keteladanan, sopan santun, dan etika baik. Jika nilai ini terus ditumbuhkan, maka akan menjadi keluarga yang sakinah, harmonis, dan baik.
Yansen memberikan contoh uang kertas Rp75.000 yang baru-baru ini dikeluarkan Bank Indonesia. Dalam uang ini, terdapat salah satu perwakilan budaya Kalimantan Utara, yaitu suku Tidung. Adanya baju adat suku Tidung ini harus dianggap sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan dari pemerintah pusat serta harus menjadi kebanggaan dari masyarakat Kalimantan Utara.
Kesehatan Menjadi Prioritas Unggulan
Sejak awal bertugas di Kabupaten Malinau, isu kesehatan selalu menjadi isu utama yang selalu dikedepankan oleh Yansen. Tak urung jika kerja kerasnya di bidang kesehatan ini diganjar dengan penghargaan. Ya, RSUD Malinau merupakan rumah sakit terbaik yang berada di Kalimantan Utara.
Yansen menyebut, 10 tahun lalu dirinya mendapat bisikan dari seorang pendeta di Malinau jika dirinya ingin hidup sehat meskipun banyak keterbatasan yang dialami. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu bagi Yansen untuk mengedepankan sektor kesehatan selama dirinya menjabat sebagai Bupati Malinau.
Selain bangunannya yang bisa dilihat rapi dari dalam maupun luar, pelayanan yang diberikan oleh RSUD Malinau juga sangat memuaskan. Dokter spesialis dan tenaga medis lainnya yang notabene berasal dari luar Malinau pun seakan betah berada di sana. Tentu ini menjadi sangat penting karena Malinau terletak cukup jauh dari keramaian dan berada di wilayah perbatasan. Bisa dikatakan, para petugas medis ini benar-benar melayani dengan hati, bukan karena gaji.
Terbaru, RSUD Malinau kini sudah memiliki fasilitas hemodialisa. Hemodialisa adalah terapi di luar tubuh manusia yang ditujukan untuk melakukan cuci darah. Praktik ini sangat dibutuhkan oleh para penderita penyakit gagal ginjal. Tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas ini sehingga RSUD Malinau pastinya akan mendapat banyak kunjungan dari pasien di sekitar Malinau. Bahkan, tidak mungkin dari negara tetangga juga akan datang ke rumah sakit ini.
Untuk itulah Yansen berharap agar RSUD Malinau agar bersiap diri. Tidak cuma alat di rumah sakit yang selalu dirawat, tetapi semua pasien yang datang juga harus diterima. Yansen juga berharap di masa depan tidak hanya berhenti di layanan hemodialisa, tetapi harus bertambah lagi layanan yang diberikan oleh RSUD Malinau.
Yansen sudah membuktikan diri menjadi seorang pemimpin yang bisa diandalkan. Pendekatan ke tingkat terkecil dari masyarakat adalah salah satu kunci yang selalu ia lakukan di mana pun dirinya bekerja. Dirinya juga sangat menjunjung tinggi nilai budaya. Meskipun sudah bertabur prestasi, tetapi dirinya tidak melupakan daerah asalnya dan terus berusaha untuk memajukan Kalimantan Utara.(red)