Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi mendorong generasi milenial untuk menjadi petani. Pasalnya, jumlah petani saat ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan lahan pertanian yang ada. Tidak hanya menjadi petani, Wamendes Budi Arie juga ingin para milenial tersebut memiliki jiwa kompetitif yang tinggi. Hal itu bertujuan agar kualitas hasil bumi yang diproduksi dapat bersaing di level nasional hingga global. “Pertanian kita harus kompetitif dibanding negara lain. Kita punya 1,2 Juta Ton lebih lahan dengan iklim sejuk yang bisa ditanami kentang. Harusnya lebih dari yang bisa kita tanami hari ini,” katanya saat Peresmian Ekosistem Argowisata Organik Terintegrasi dan Pelepasan Ekspor Produk Olahan Pertanian Organik Desa Sejahtera Astra Boja Farm Kabupaten Bogor.
“Indonesia ini kan luasanya 191 Juta Hektare daratan kita. Sementara kita miris karena angka ini mengerikan. Hanya 3 persen anak muda kita yang mau terjun ke dunia pertanian. Sementara lahan kita 191 Juta Hektare lebih lalu yang mengelola siapa?,” imbuh Wamendes Budi Arie. Menjadikan milenial sebagai petani bukan langkah akhir dalam mempertahankan sektor pertanian Indonesia. Setiap pihak harus berkontribusi dalam mengawal hal tersebut sehingga hasil bumi dapat diekspor baik secara utuh maupun berbentuk olahan. “Ini PR kita semua. Semua pihak Kementerian Lembaga sama-sama harus mendorong anak muda kembali meminati sektor pertanian. Karena anak muda ini lebih tertarik pada hal-hal lain,” terangnya.
Sementara itu, ekosistem desa organik terintegrasi berhasil diresmikan bahkan produk-produknya diekspor ke luar negeri. Sedikitnya ada 73 produk yang diekspor hingga meraih keuntungan sebesar $500.000 atau sekitar Rp7,5 Triliun. Hal ini merupakan kerja sama antara PT Astra, Boja Farm, dan Cah Angon Foundation. Lebih lanjut Wamendes Budi Arie berharap agar keberhasilan Boja Farm dapat dijadikan rujukan tempat lain untuk mengembangkan hasil pertaniannya. Ia yakin bahwa hal ini tidak akan merugikan namun justru menguntungkan dengan tingkat kebutuhan pangan yang terus bertambah. “Boja Farm ini kalau bisa menjadi pusat edukasi terutama masyarakat terutama generasi muda milenial agar kita bisa menjadi bangsa pelopor yang menghasilkan produk kualitas. Kebutuhan pangan enggak mungkin turun. CPO saja sekarang 120 Juta ton. Diprediksi 2040 nanti double,” tegasnya. Hadir pula dalam peresmian tersebut Staf Khusus Wakil Presiden, perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan UKM, dan beberapa undangan lainnya. (R/Monitor Desa)