Jakarta, Monitor Desa
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen melahirkan trainer atau pelatih yang andal dalam mendampingi petani sehingga mudah mengakses permodalan. Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan, hal tersebut sejalan dengan semangat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang mendorong petani untuk bisa lebih masif mengakses permodalan. Terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mengembangkan usahanya secara mandiri.
“Petani harus memiliki kemampuan manajerial yang memadai, terlebih menyangkut keuangan. Untuk itu, segala sesuatunya harus dilakukan dan tercatat cermat,” ujar Dedi dalam keterangannya yang dikutip Minggu (26/2/2023). Diketahui, Pemerintah menyediakan plafon KUR sebesar Rp 450 triliun atau meningkat 20 persen dari tahun lalu sebesar Rp 373 triliun. Menurut Mentan Syahrul, khusus KUR sektor pertanian ditargetkan bisa mencapai angka Rp 103 triliun dengan salah satu sasarannya petani milenial.
Dedi Nursyamsi mengungkapkan, pertanian modern memang membutuhkan pencatatan keuangan yang tersusun rapi. Tujuannya untuk memudahkan petani dalam melakukan evaluasi karena usaha pertanian memiliki fluktuasi dari waktu ke waktu. Hasil evaluasi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi usaha pada periode tanam di musim berikutnya. Dengan nilai bisnis besar, maka penguatan literasi keuangan petani harus diperkuat,” tegas Dedi.Sebelumnya, Kementan telah menutup Training of Trainer (ToT) Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis bagi Calon Pelatih Keuangan di 4 kabupaten yang berada di wilayah Jawa Barat, Jumat (24/2/2023). Keempat kabupaten ini masuk dalam program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services Programme (YESS).
Kegiatan pelatihan ToT Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis bertujuan meningkatkan kemampuan menjadi pelatih serta pendamping ke petani milenial. Dalam pelatihan ini, mereka diberi bekal cara membuat proposal yang baik sehingga dapat mengakses permodalan, utamanya KUR. ebagai bentuk komitmen tersebut, Kementan bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD) mencanangkan program bagi regenerasi petani melalui YESS. Program YESS bertujuan mencetak petani milenial dan meningkatkan kapasitas maupun kompetensinya serta mengembangkan kemampuan wirausaha bagi generasi milenial.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian yang juga merupakan Direktur Program YESS Idha Widi Arsanti yang menutup ToT tersebut berharap materi yang diterima dapat diterapkan oleh para calon trainer di tempat asal mereka masing-masing. Sebagai pendamping untuk petani, kata Santi, mereka harus mampu membantu dalam hal manajerial usaha dan membantu dalam akses permodalan, utamanya KUR. Dari materi-materi yang diajarkan oleh trainer, saya harap semua yang didapat di terapkan pada petani penerima manfaat di daerahnya masing masing. Ikuti panduan yang sudah diajarkan pemateri dan pastikan bahwa penerima manfaat benar benar mempunyai usaha,” pungkas Santi. (YP/Monitor Desa)